Apa Itu Aqiqah (Bolehkah Perserikatan dalam satu hewan aqiqah)
Perserikatan Dalam Hewan Aqiqah
والمقصود بالاشتراك في العقيقة هو أن يشترك سبعة أفراد مثلاً في ذبح بقرة أو جزور عن سبعة أولاد، أو يشترك سبعة أشخاص في ذلك، منهم من يريد اللحم ومنهم من يريد العقيقة، وبالتالي فقد اختلف أهل العلم في هذه المسألة، وهم على قولين: فأمّا القول الأوّل فهو جواز ذلك، وهذا هو قول أصحاب المذهب الشّافعي، حيث قال النّووي: ولو ذبح بقرةً أو بدنةً عن سبعة أولاد، أو اشترك فيها جماعة، جاز، سواءً أرادوا كلهم العقيقة، أو أراد بعضهم العقيقة، وبعضهم اللحم، كما سبق في الأضحية. وقال الحافظ بن حجر أيضاً: وذكر الرّافعي بحثاً أنّها ~تتأدّى~ بالسُبُع كما في الأضحية.
Maksud dari perserikatan dalam hewan aqiqah adalah tujuh orang bersekutu untuk menyembelih satu ekor sapi atau berserikat tujuh anak untuk satu ekor unta, atau sekutu tujuh orang (yang sudah) besar. Untuk hal ini ada dua pendapat:
Pendapat yang pertama, hal ini boleh. Ini pendapatnya ulama mazhab Syafi’i. An-Nawawi berkata: "Andaikan disembelih sapi atau budnah (unta atau sapi yang digemukkan), atau bersekutu di hewan tersebut suatu kelompok, maka boleh. Tetap sah meskipun semua orang itu meniatkan untuk aqiqah, atau sebagiannya saja yang meniatkan untuk aqiqah, sedangkan yang lainnya hanya sekedar potong biasa. Hal ini sebagaimana sudah terang penjelasannya di bab hewan kurban". Dan Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata juga: Ar-Rofi’iy menyebutkan pembahasan bahwasanya ~menunaikan aqiqah~ dengan sepertujuh sebagaimana hewan kurban.
وأمّا القول الثّاني فهو عدم جواز أن يشترك عدّة أشخاص في العقيقة، ففي حال رغب شخص في أن يعقّ ببقرة أو جزور، فإنّه يجوز له ذلك عن مولود واحد فقط، وهذا ما نصّ عليه الإمام أحمد، وهو قول الحنابلة أيضاً، قال الخلال في جامعه: باب حكم الجزور عن سبعة: أخبرني عبد الملك بن عبد الحميد، أنّه قال لأبي عبد الله - الإمام أحمد - يعقّ بجزور، وقال الليث قد عقّ بجزور. قلت: يعقّ بجزور عن سبعة؟ أنا لم أسمع في ذلك بشيء، ورأيته لا ينشط لجزور عن سبعة في العقوق.
Adapun pendapat yang kedua, tidak adanya syariat bersekutu dalam satu hewan aqiqah
والحنابلة يرون أنّ رأس البقر أو الإبل يجزئ عن طفل واحد فقط، وبالتالي فإنّه لا يصحّ أن تذبح البقرة عن سبعة مواليد، ولا النّاقة كذلك، حيث قال المرداوي: ولو عقّ ببدنة أو بقرة لم يجزه إلا كاملةً. وهذا هو قول المالكيّة فيما يظهر.
Adapun Mazhab Hanbali memandang bahwa satu ekor sapi atau unta hanya mencukupi untuk satu anak saja dengan demikian tidak sah menyembelih satu ekor sapi untuk tujuh kelahiran anak. Imam Al-Mardawi berkata: Meskipun diaqiqahkan dengan budnah (sapi atau unta yang digemukkan) atau sapi tidak diterima kecuali dengan satu ekor untuk satu orang. Dan ini adalah pendapatnya Malikiyyah dari apa-apa yang nampak.
وأمّا حجّة الشّافعية في قولهم فهو ما ورد في الحديث عن جابر قال: (نحرنا مع النّبي - صلّى الله عليه وسلّم - بالحديبية البدنة عن سبعة، والبقرة عن سبعة) رواه الترمذي، وقال: هذا حديث صحيح حسن ، والعمل على هذا عند أهل العلم من أصحاب النّبي - صلّى الله عليه وسلّم - وغيرهم. وأمّا حجّة الحنابلة على قولهم فهو عدم ورود دليل على ذلك الأمر.
Adapun hujahnya Syafi’iyyah atas pendapat mereka adalah hadits yang datang dari Jabir, dia berkata: Kami menyembelih bersama Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam pada hari Hudaibiyah dengan budnah untuk tujuh orang dan sapi untuk tujuh orang. Hadits diriwayatkan At-Tirmidzi, dan At-Tirmidzi menyebutkan hadits Shahih Hasan.
Dan bisa beramal dengan dalil ini di sisi ahli ilmu dari sahabat Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam dan selain mereka. Adapun hujjah Hanabilah untuk pendapat mereka maka tidak ada dalil yang menunjukkan perintah tersebut.
قال ابن عثيمين معلقاً على قول موسى الحجّاوي المقدسي: وحكمها كالأضحية، إلا أنّه لا يجزئ فيها شِرْك في دم - أي العقيقة لا يجزئ فيها شِرْك دم -، فلا تُجزئ البعير عن اثنين، ولا البقرة عن اثنين، ولا تجزئ عن ثلاثة، ولا عن أربعة من باب أولى. ووجه ذلك: أولاً: أنّه لم يرد التشريك فيها، والعبادات مبنية على التوقيف. ثانياً: أنّها فداء، والفداء لا يتبعّض.
Syaikh Ibnu Utsaimin memberikan ta’liq atas ucapannya Musa Al-Hajjawiy Al-Maqdisi: Dan hukumnya aqiqah adalah seperti kurban. Hanyasaja aqiqah tidak boleh dibikin perserikatan di satu hewan. Maka tidak sah satu unta untuk dua orang, dan tidak juga dengan sapi, dan juga tidak untuk perserikatan tiga orang, dan tentu tidak juga untuk empat orang. Pertimbangannya adalah karena tidak ada hadits yang menjelaskan perserikatan di aqiqah sedangkan ibadah haya dibangun dari mengikuti dalil. Yang kedua, karena aqiqah itu adalah jaminan sedangkan jaminan tidak bisa dipecah-pecah.
ومع أنّ الحنابلة يرون أنّ حكم العقيقة هو مثل حكم الأضحية، إلا أنّهم استثنوا مسألة الاشتراك من ذلك، وذلك لما ذكره المرداوي: ويستثنى من ذلك أنّه لا يجزئ فيها شرك في بدنة ولا بقرة. وقال ابن القيّم: ولا يجزئ الرّأس إلا عن رأس هذا بتمامه تخالف فيه العقيقة الأضحية والهدي. (2)
Dan meskipun orang-orang Hanbali mereka berpendapat aqiqah itu adalah seperti kurban, akan tetapi mereka mengecualikan di persoalan perserikatan dalam satu hewan. Dan hal ini adalah sebagaimana disebutkan Al-Mardawi: “Dan dikecualikan dari hal ini (kesamaan aqiqah dengan kurban) adalah bahwasanya tidak sah di aqiqah dilakukan perserikatan di satu hewan, tidak di budnah (sapi atau unta yang digemukkan) dan tidak juga di sapi.
Dan Ibnul Qoyyim berkata: dan tidak sah satu kepala kecuali untuk satu kepala juga. Dan di sinilah aqiqah menyelisihi hewan kurban dan hewan hadyi (yang disembelih ketika haji).
Wallahu a'lam.
Terjemah oleh redaktur AqiqahJakarta.com
Aqiqah Jakarta adalah penyedia jasa layanan aqiqah dengan jangkauan wilayah DKI Jakarta (Pusat, Selatan, Timur, Utara, Barat) termasuk Bogor, Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan. Kami mulai beroperasi sejak bulan November tahun 2012, dan Alhamdulillah dengan izin Allah terus berjalan di sampai sekarang. Paket kami terdiri dari masakan kambing dan juga nasi box. Harga kambing matang antara Rp 1.000.000 (Paket Hebat) sampai Rp 2.400.000 (Paket Istimewa) dan paket nasi box adalah mulai dari Rp 11.000 per box. Anda yang membutuhkan jasa aqiqah tafadol menghubungi:
Pemesanan Aqiqah Jakarta 0821-1000-1009 & 0812-8389-2550
email: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya., klik di sini kirim untuk kirim pesan WhatsApp